Ogoh-ogoh (Bali: ᬳᭀᬕᭀᬳᭀᬕᭀᬄ) adalah karya seni patung dalam kebudayaan Bali yang umumnya diarak saat Pengrupukan, tradisi Hindu Bali yang dilaksanakan untuk menyambut Hari Raya Nyepi (Tahun Baru Saka). Tradisi tersebut merupakan bagian dari prosesi Tawur Kesanga, ritual Hindu Bali untuk menetralisir kekuatan negatif di alam sekitar dan "mendamaikan" makhluk-makhluk alam bawah menjelang pergantian Tahun Saka. Dalam pawai saat Pengrupukan, ogoh-ogoh merupakan lambang keburukan sifat-sifat manusia atau negativitas di alam. Maka setelah pawai selesai, ogoh-ogoh akhirnya dibakar sebagai representasi pengenyahan sifat-sifat tadi. Pembakaran biasanya di lapangan kuburan desa.
Tradisi ogoh-ogoh seperti yang dikenal sekarang ini merupakan kebudayaan yang relatif baru. Diperkirakan bahwa tradisi ini berkembang pada dasawarsa 1980-an, meskipun pada tahun-tahun sebelumnya ogoh-ogoh sudah ada, tetapi masih dalam bentuk yang sangat sederhana dan belum dikenal secara luas. Tradisi lelakut, patung pelebonan, hingga Barong Landung ditengarai sebagai akar tradisi dan inspirasi bagi perkembangan awal ogoh-ogoh. Saat ini, ogoh-ogoh menjadi ciri khas penyambutan Nyepi dan dilombakan hampir setiap tahun di Bali dalam tingkat yang berbeda-beda.
wah bagus sekali, ini sangat membantu sekali! bagaimana cara membuatnya wawa nyempluk??
BalasHapuswomaygodd,, sngt membantu sekali wawa⛹️♀️
BalasHapuswaww saya suka ogoh²
BalasHapusomaigass 😍😍😍
BalasHapuswaw keren😻
BalasHapus